Senin, 27 Oktober 2008

03 - Sepiku

*Ding* BlackBerry™ Messengerku berbunyi entah sudah keberapa kalinya, tapi bunyi tersebut belum dapat menarik perhatianku dari pekerjaan yang sedang aku lakukan, sampai akhirnya *Dong* Window Pop-Up Yahoo Messenger suddenly appear di layar komputerku.

Aldy_nice :Bro
BUZZ!!!
Rey_Man : Whuzz Up?
Aldy_nice : loe dah bliin kado blum buat mama?
Rey_Man : Yup, kemarin gw sempetin ke Sency, kenapa emangnya?
Aldy_nice : Hmm, gw belum bli nih, loe beli apaan buat mama?
Rey_Man : ada dech
Aldy_nice : Eh bro, si Anty ngebuzz gw nech, gw invite conference aja yah
Rey_Man : Oks

Rystianty has joined the conference.
Aldy_nice has joined the conference
Rey_Man has joined the conference


Rey_Man : hi sis
Rystianty :

Rystianty : bro, busy banget sech, weekend kemarin kok ga kerumah?
Rey_Man : sorry sis, weekend kemarin gw ke Bali
Rystianty : Waaa, curaaangggg….kok gw ga diajak
Rey_Man : itu juga karena kerjaan ‘ty…jangan bête gitu dunks
Aldy_nice : Hello…..kok conference malah ngobrol berdua
Aldy_nice : gw mo ngomongin kado buat mama nih
Aldy_nice : menurut loe berdua, gw beliin apaan yah? Anyway, loe dah bliin mama blum ‘Ty?

Rystianty : Belum bro, ini makanya gw mo nanya juga
Rey_Man : Astaghfirullah, loe berdua ini emang paling2 dech….Ultah mama tinggal besok kok masih belum beliin sech?
Aldy_nice : iya bro, makanya gw bingung nech, any suggestion?
Rystianty : iya kak, suggest dunks, tp jgn yang mahal2 juga yah, Anty juga ‘gi nabung soalnya
Rey_Man : Yah sudah, nanti malam di Sency jam 7 yah
Aldy_nice : sip, thanks bro
Rystianty : Sik sik….see you bro
Rey_Man : Okay

Rystianty has left the conference.
Aldy_nice has left the conference


“Di, tolong pesen bunga yah ulang tahun nyokap” seketika aku ingat ada yang terlupa

Yes sir, bunganya mau seperti apa?”

“Loe yang pilih aja Di, gw ga terlalu ngerti soal jenis-jenis bunga”

“Okay, nanti aku pesenin pak”

“thanks Di”

Langkahku terhenti, aku kembali melangkah keluar menuju ruangan maira

“Hey Mai, busy?”

“Eh hey Rey, biasa aja kok, what’s up?”

Sebelum menjawab aku menghempaskan badanku keatas bean bag berwarna biru muda, kesayangan Maira, tempat pelepas stress dan mencari ide.

“Mai, loe perlu bantuan ‘ga buat presentasi ke Rena next week?

So far sih aman kok Rey, kenapa kok loe kayaknya minat banget setiap kali ada proyek yang berkaitan sama si Rena” Alis Maira sedikit terangkat disaat ia menjawab, lengkap dengan senyumnya yang menggoda

“Ayo, loe ada apa dengan Rena?” kejarnya

Hey, hey...there’s nothing between me and her, Cuma pengen tanya aja in case you need any help from me, terutama karena ini product baru” Aku buru-buru sibuk mengambil salah satu majalah di rak dan mulai membaca, meski sebenarnya aku tak tahu apa yang kubaca.

“Hahahahahaha, c’mon Rey just admitted that you attract to her, don’t be shy with me

Ekspresi Maira saat itu benar-benar kombinasi antara menggoda dan penasaran

“Siapa sech Mai yang ga tertarik sama dia, kakek-kakek aja kalau dia lewat pasti bengong, but c’mon there’s nothing kok” Aku berusaha menetralisir suasana yang tiba-tiba memojokanku

Ok then if you don’t need any help, tapi kalau emang loe perlu just knock on my door yah” aku menutup pembicaraan sembari bangun dari bean bag yang nyaman itu dan melangkah keluar ruangannya.

“Oh ya, nice work on tetra’s presentation, I’ve heard from Sandy, they liked it

Thanks Rey, just don’t forget the bonus” Maira tersenyum simpul

Don’t you worry ‘bout that

Kuhempaskan tubuhku ke sofa di ruanganku, tiba-tiba aku merasa sedikit kesepian, hidupku hanya kuisi dengan pekerjaan, olahraga dan travelling, yang ada disekelilingku hanyalah teman-teman baik kantor dan diluar dan keluargaku. Terkadang disaat aku bersama teman-teman aku tidak pernah merasa kesepian, everything is great tapi begitu aku kembali ke apartemenku, sepi itu kembali datang, mungkin aku memang butuh seseorang


“Huhhhhhhh” helaan nafasku kali ini terdengar begitu berat.

Tanpa terasa kantor semakin gelap, aku tak tahu kapan Dian pamit, karena ketika aku keluar, ia sudah tidak ada di mejanya, lampu-lampu telah menyala, hanya di ruanganku yang gelap, kunyalakan lampu ruanganku, kumatikan laptopku, kali ini aku enggan membawa pulang benda yang nyaris selalu mengikuti aku pergi, satu-satunya yang kuambil hanyalah BlackBerry™ ku, kuraih telepon di mejaku

“Pak Agus, tolong kedepan”

Tanpa menunggu jawaban, kuletakan telepon dan melangkah keluar, didepan pak Agus sudah menungguku

“Pak, kita ke Sency”

Tak lama aku kembali, tenggelam dalam lamunanku

~kenapa aku jadi sering melamun yah~ pertanyaan itu tiba-tiba terlintas di otakku

~Mungkin karena aku merasa sepi, ahhh ga taulah, pusing~

Aku mencoba memejamkan mataku, pada jam seperti ini perjalanan dari kantorku menuju Senayan City membutuhkan waktu 45 menit paling cepat, tak ada salahnya aku memejamkan mata sebentar.

Tidak ada komentar: