Rabu, 29 Oktober 2008

04 - Kado untuk Mama

“Pak, maaf sudah sampai” suara pak Agus membangunkanku

“Eh..oh, makasih pak, nanti pak Agus makan dulu aja, mungkin saya agak lama, ini buat tambahan makan pak” aku berkata, sembari menyerahkan uang kepada pak Agus.

“Makasih pak”

Sambil berjalan memasuki mall, aku menghubungi kedua adikku.

“Bro, gw dah sampai, loe ada dimana?

“Gw gi nyari parkir nech bro, bentar yah”

“Oks”

Kuputar nomor Anty

“Sis…kamu dimana?”

“Hi kak, aku dah di sency kok, ini lagi di Debenhams”

“Lantai berapa?”

“Lantai 2, bagian cewek”

“okay, aku kesana”

Memasuki Senayan City aku langsung mengarah ke Debenhams, mataku sedikit berbelanja, well salah satu kelebihanku, kalau memang bisa dibilang suatu kelebihan, mata dan radarku terhadap keindahan Tuhan yaitu para kaum hawa. Even melalui sudut mata, aku dapat mengetahui kecantikan seorang wanita dan posisinya.

*Bruk* seseorang menubrukku dari belakang dan langsung memelukku, dari wangi parfumnya, sudah bisa kutebak siapa dia.

Hello Princess” Sapaku, sembari membalikan badan

Hello bro, ugh Anty kangen banget…abis kakak sombong sech”

“Hey, ga malu…nanti ngejatuhin pasaran kamu lho, meluk-meluk cowok di public place kayak gini”

“Ga dong, lagipula biarin aja wong kakak sendiri masa ga boleh” Anty setengah merajuk

“hahahhahaha, ga juga sech,kamu dah lama sampainya?”

Anty bergelayut maja dilenganku dan menjawab “lumayan, kuliah terakhir ga ada dosen jadinya langsung kesini aja daripada macet”

“Kamu sama pak Tata?”

Nope, tadi aku naik taxi, mama khan sibuk nyiapin segala hal buat besok, so pak Tata kebagian ribetnya juga keliling-liling”

“ow, trus kita mau makan dulu baru nyari-nyari, atau mau langsung nyari?”

“Langsung aja kali yah, biar ga kemaleman nantinya, kalau dah dapet khan aku tenang, ngomong-ngomong kak Aldy mana?”

Belum sempat aku menjawab, kulihat Aldy sedang berjalan menuju kami

“Tuch dia”

“Hi..hi…sorry telat, deuuuuu liat kak Rey aja langsung nempel dech, hush!!! nanti fansnya kak Rey bisa pada kabur tuch Ty, kalau kamu nempel terus” Aldy langsung nyerocos ke Anty, emang beginilah kedua adikku kalau sudah ketemu saling ledek-ledekan, iseng meski sebenernya keduanya care banget antara satu sama lainnya.

“Biar aja, huh!!”

“Hush! sudah baru ketemu dah berantem, yuk kita nyari kado dulu”

Kita jalan bareng keliling Debenhams, setiap 5 meter Anty selalu berhenti dan melihat satu-dua baju sambil berkomentar, seperti biasa aku dan Aldy selalu menunggu dia, karena itu memang kebiasaan dia kalau jalan2 di Department Store. Adikku yang cantik itu termasuk kaum shopaholic alias pecandu belanja, mama dan papa sudah seringkali kesal dengan sifatnya yang satu itu, untungnya beberapa bulan terakhir ia sudah bisa menahan sifat belanjanya dan lebih banyak menabung, itu juga sebenarnya lebih karena ia kepengen liburan ke negerinya paman Sam, Papa bilang Anty boleh pergi tapi papa ga menyediakan budget belanja disana, jadilah Anty menabung demi memuaskan nafsu belanjanya saat liburan nanti.

“Ty, ayo kita cari kado dulu, nanti keburu tutup semuanya” ajakku dengan setengah memaksa, karena mengikuti kebiasaan adikku itu bisa makan waktu cukup lama.
Setelah kita mengelilingi department store tersebut kami masih belum berhasil menemukan kado yang tepat untuk mama.

“Bro, apa yah enaknya?, loe sendiri beliin apa sech kemarin?” Aldy sudah mulai capek dan memaksa aku memberitahukan kado yang aku belikan untuk mama

“kemarin itu gw beliin mama tas, pas jalan ma gw, kita sempet masuk ke toko itu terus mama suka banget, Cuma waktu itu papa bilang jangan dulu, Cuma mama sech suka banget, gw inget terus yah akhirnya gw beli”

“Tas apaan kak” Tanya Anty

Bottega yang marna cokelat” ujarku

“What, gila itu mah gw ga sanggup kali” Aldy menyahut, “Ada alternativenya ga bro?”

“hihihihihihihihi” Anty terkikik mendengar Aldy bicara dengan nada panik

Aku tersenyum melihat tingkah kedua adikku, Aldy orangnya memang sedikit perhitungan tetapi bukan pelit, ia rela memberikan semua miliknya untuk mama papa tapi ia juga masih bekerja di salah satu agency ibukota, sehingga ia harus teliti membagi pos pos pengeluaran setiap bulan kalau tidak mau setiap akhir bulan telepon aku untuk soft loan, meski aku tidak pernah ngerasa terganggu dengan emergency callnya tetapi Aldy selalu berusaha bisa jalan sendiri tanpa ngerepotin orang lain, I like that part of my brother, dia kuat dan full of responsibility. Berulang kali aku mengajak ia bekerja denganku tetapi ia selalu bilang kalau ia mau belajar banyak dulu sebelum ia bergabung denganku.

Okay-okay, Anty kamu sendiri rencananya beliin apa buat mama?” Aku berusaha mencari solusi
“Hmmmm…..tadinya aku mau beliin mama dompet, tapi bingung”

“Okay, budget kalian berapa sech?” tanyaku

Up to 3 million” Jawab Aldy

“Aku ga sampai segitu sech, paling 2 juta” sahut Anty

“Okay, beberapa minggu yang lalu pas kita jalan-jalan inget ga kalau mama sempet duduk di depan Best Denki nyobain pijit kakinya Osim, trus mama bilang wah enaknya….? Kalian inget ga?”

“Ya…aku inget kak” Anty menjawab dengan semangat “Soalnya aku juga nyobain dan emang enak banget.

“Hmmm…yang mana yah, gw ga inget”

“Oh ya, forgot, waktu itu papa minta tolong loe beliin roti kesukaan dia” jawabku dengan mencoba mengingat kejadian waktu itu

“Hmm, terus maksud kakak, kita beliin mama alat pijit kaki itu?” Tanya Anty

Yup, what do you think?”

How much?” Tanya Aldy

Don’t know 4 or 5 million I guess

“boleh juga, tapi kita patungan yah Ty”

“boleh-boleh....yuks kita ke Osimnya aja?”

Kami menuju lift dan turun ke lower ground, di toko Osim kami semua disambut dengan ramah oleh para sales promotion

“Malam pak, ibu…bisa dibantu?”

“Iya mbak, kita mau cari yangbuat pijit kaki itu, namanya apa yah?” Anty memimpin proses belanja kami

“Oh ada bu, ini namanya uSqueeze, ini model terbaru lho bu, bentuknya lebih begus dari yang lama” SPG itu dengan semangat mempromosikan productnya

Sementara Anty dan Aldy sedang sibuk mendengarkan dan mencoba product tersebut, aku berjalan menuju sebuah kursi pijit berwarna merah, tanpa ragu aku duduk diatas kursi tersebut, tak lama kemudian salah satu SPG menghampiriku, dan mulai menjelaskan kelebihan product yang aku duduki.

Setelah memberikan informasi SPG tsb kemudian menawarkan aku untuk mencoba, aku berpikir ga ada salahnya mencoba dan aku mengiyakan tawarannya, SPG tersebut merubah posisi sandaran dan kakiku kemudian ia memilih pada key panel yang ada di sandaran tangan kursi, tak berapa lama kursi tersebut mulai memijit, diawali dengan automatic body measurement oleh sensor product, akhirnya kursi tersebut mulai memijit.

~Damn!, enak bener aduhhhhhh~ aku menggumam dalam hati
~Gila, wah punya satu kayak gini enak banget nech~ pikiranku terus berjalan selama proses pemijitan oleh kursi itu berlangsung

Akhirnya kursi tersebut selesai memijit dan aku membuka kedua mataku, ternyata saking enaknya aku sampai memejamkan mataku sambil menikmati. Ketika kubuka kulihat Anty sedang cekikikan melihatku.

“Hush, kamu kok ketawa?”

“Iya kakak lucu banget, merem melek gitu trus badan kakak sampai naik turun”

“Enak bener Ty, serius you should try that one

“Ga ah, takut pengen…nyobain uSqueeze aja aku jadi pengen punya, nanti pinjem punya mama aja ah”

“Yeeee, kamu tuch, ngomong-ngomong jadi beli?”

“Jadi, tuch kak Aldy lagi bayar, katanya pake CC dia dulu, nanti aku tinggal transfer ke dia”

“Ooo, berapa harganya?”

“4 jutaan, aku patungan 2 juta, sisanya kak Aldy”

“Ow..okay” Sambil menjawab aku terus melihat kearah kursi merah tersebut, sepertinya SPG yang tadi melayaniku mengetahui bahwa aku tertarik dengan kursi itu

“Gimana pak? enak?”

“Enak banget mba”

“Itu memang kursi yang paling lengkap serinya uPilot pak, lagi discount lho”

“Oh ya emang berapa harganya?” tanyaku dengan sedikit penasaran

“Harganya 69 juta pak, tetapi kita lagi discount jadi 59 juta pak”

“Hmmm, mahal juga yah mba” jawabku meski sebenarnya aku sudah mengira-ngira harganya.

“makanya pak, mumpung lagi discount

“Tar dulu dech mba, enak sech cuma yah ga sekarang” tolakku dengan halus meski otot badanku bereaksi memberikan signal untuk membeli kursi tersebut, tetapi sel otakku berkata aku harus menunggu.

“Bro, gw kemobil dulu yah, taruh barangnya. Anyway kita mau makan dulu ga sech?” Tanpa aku sadari Aldy sudah berdiri didepanku

“iya dong, yah sudah loe taruh mobil dulu aja, gw ma Anty duluan ke Foodism yah” jawabku

Tak berapa lama aku dan Anty sudah sampai di Foodism dan disambut dengan Uci, aku sendiri tidak tau jabatannya di foodism tapi ia merupakan orang kepercayaan sang pemilik restoran tersebut.

Hi, Rey…long time no see, where have you been?” sambut Uci lengkap dengan cium pipi kira dan kanan

“Hi Ci, Aku selalu kesini lho, kamunya aja yang ga pernah ada”

“Masa sech, berarti gwnya yang ribet keliling terus yah”

“Pastinya, eh loe dah kenal adek gw khan” aku mencoba mengingat Uci sudah pernah ketemu dengan adikku atau belum

“Udah kok, Anty khan…Pa kabar Ty?”

“Baik mba” Anty menjawab sambil tersenyum

“Okay mo pesen apa nech?”

“Ty, kamu mau pesen apa?” Aku selalu mencoba bertanya terlebih dahulu setiap aku makan dengan orang lain

“Aku mauuu….Nasi goreng kampong aja dech, jangan pedes yah mba”

“Gw kepiting telor asinnya yah Ci”

“Minum gw minta air putih dan red wine as usual

“Kalau aku, lime Squash aja mba”

“Okay, bentar yah”

“Hey, gw dah dipesenin blum?” Tanya Aldy sesaat ia datang

“Yah belumlah kak, khan loe sendiri belum bilang mau pesen apa” Anty menjawab sambil tangannya mengetik cepat di BBnya

“Oh…” Aldy mengangkat tangannya dan memanggil waitress “Mba…”

Sesaat waitress itu datang Aldy memesan Fettuccini Alfredo dengan Coke, setelah itu ia mengambil BBnya dan ikutan sibuk ber-autis ria.

“Rey” tiba-tiba ada tepukan halus di pundakku dan suara yang begitu merdu ditelingaku

“Hi Ren, kamu sama siapa?” aku bertanya setelah melihat siap yang menepuk pundak dan memanggilku

“Sendirian, tadi abis ketemuan sama temen-temen disini” ia menjawab dengan senyum yang dapat kukatakan selalu manis

Well, sudah makan? C’mon join us” ajakku

Saat itu aku tersadar bahwa mata kedua adikku menatap dengan penuh keingintahuan

“Oh ya Ren, kenalin my beloved brother and sister

“Hi, Rena” Rena mengulurkan tangannya kearah kedua adikku

“Aldy”

“Anty”

C’mon Ren, sit” aku menarik kursi disampingku

Thanks, so you two are really Rey's Brother and sister” Rena bertanya kepada Adikku dengan senyum penuh tanya

Yup, we’re his princess and little prince, while Rey the crown prince” Anty menjawab dengan riang

Wow, aku kira one of adik ketemu gedenya Rey, he’s got like tons of them,Hihihihihihihi” Rena menjawab dengan tertawa

No lah, you just make that up” aku segera menetralisir suasana.

Really Ren? Wow, ternyata kakak kita beken yah bro” goda Anty

“Oh ya Ren, kamu mau pesen apa?” sebelum Anty menggodaku lebih jauh aku segera bersuara kembali

“Aku kebetulan dah makan Rey, aku pesen minum aja dech”

Wine?”

“Boleh”

Malam itu kami berempat ngobrol dengan seru, ternyata Rena dengan Aldy dan Anty bisa akrab cukup cepat, kita ngobrol dari hal seputar kerjaan sampai ke hal-hal kecil yang ga penting tapi selalu mengundang debat dan tawa dan hatiku sedikit berbunga, mungkin karena aku duduk disamping Rena dalam suasana yang santai tanpa ada urusan kerjaan.

Malam semakin larut, tapi kami semua terus ngobrol dengan serunya, oh what a night.

Tidak ada komentar: